Memasuki bulan ketiga aku mulai terbiasa mengajar di dua kelas dengan menggunakan satu RPP yang sama namun dengan cara mengajar yang sedikit bervariasi. Saya menemukan bahwa mereka semuanya adalah anak-anak yang manis. Namun karena umur mereka lah yang mempengaruhi tingkah laku mereka.
Setelah masuk ke kelas mereka selama dua bulan saya telah banyak memahami apa yang mereka mau, apa yang mereka butuhkan, apa yang dapat menghentikan keributan mereka, apa yang membuat mereka lalai dan masih banyak yang lainnya. Itu semua tidak mudah untuk dipahami jika kita masih berfikir sebagai orang dewasa, kita harus mencoba berfikir seperti mereka. Saya juga masih belum bisa dikatakan telah berhasil, setidaknya saya tahu apa yang dapat saya lakukan.
Saya sering menunjukkan muka brimob hanya untuk menasehati menegur mereka ketika mereka membuat kesalahan. Hal itu saya lakukan untuk mengajari mereka tentang hal yang benar sehingga mereka tidak akan mengulanginya lagi.
Ketika belajar saya sering menjumpai ada anak didik yang selalu lalai dengan khayalannya sehingga tidak mendengar apa yang saya katakan. Mereka sebenarnya tidak berniat melakukannya sehingga apabila saya marah kepada mereka, mereka akan tahu alasan mengapa saya menegur mereka seperti itu.
Saya sudah mengerti mereka sehingga dalam penyusunan RPP saya selalu berusaha mencari cara yang mereka senangi seperti pada suatu hari di bulan ketiga aku mengajar di sekolah itu aku mengajarkan mereka tentang descriptive teks. Saya mempersiapkan banyak alat-alat dan gambar untuk dapat dijelaskan kepada mereka. Setelah membuka pelajaran dan menanyakan keadaan siswa aku mulai mengeluarkan alat-alat seperti stappler, kotak, pisau, sendok, dan lain sebagainya serta gambar-gambar seperti gambar ruangan, makanan, da lain sebagainya. Satu persatu saya ambil bahan yang saya bawa sambil menyembunyikannya dari anak didik dan mulai mengambarkan atau mendeskripsikan benda apa atau gambar apa yang sedang saya pegang. Setelah itu saya memberikan apresiasi berupa hadiah permen dan coklat untuk para murid yang dapat menjawabnya. Hal ini adalah salah satu motivasi yang saya berikan agar mereka tahu apa yang akan mereka pelajari . Ini juga menjadi lebih memudahkan saya untuk memberikan materi yang selanjutnya.
Bagi saya mengajar itu tidak sulit apabila kita sudah dapat menguasai kelas karena sehebat, sepintar atau sekreatif apapun seorang guru membuat rencana pembelajaran dan metode mengajar jika siswa belum bisa dikuasai maka apa yang ia lakukan hanyalah sia-sia belaka. Oleh karena itu saya sering memarahi siswa atau bersikap kejam kepada mereka di waktu-waktu tertentu ketika mereka membuat suatu kesalahan seperti ribut di kelas, mengganggu kawannya, jalan kesana kemari di dalam kelas, dan lain sebagainya. Walaupun begitu dalam mengajar saya tidak melulu marah-marah. Saya lebih sering membuat lelucon-lelucon sehingga dapat menyemangati mereka untuk belajar lebih giat lagi. Sehingga pernah saya mendengar komentar anak didik saya tentang saya ”ibu itu cerewet tapi lucu”. Banyak juga yang mengatakan kepada saya bahwa mereka suka saya mengajar di kelas mereka karena selalu ada permainan yang membuat kelas menjadi hidup dan menyenangkan. Secaara tidak langsung komentar-komentar itu membuat saya lebih semangat untuk lebih banyak berkreasi dalam merencanakan pembelajaran di dalam kelas saya yang berikutnya.